prinsip-pembelajaran

Prinsip Pembelajaran

Prinsip Pembelajaran adalah asas pembelajaran. Prinsip Pembelajaran adalah hal dasar membuat orang belajar. Ya, prinsip pembelajaran adalah asas yang dijunjung dan diterapkan dalam kerangka membuat orang belajar. Jadi prinsip pembelajaran adalah hal-hal yg dijunjung dan diterapkan dalam melaksakan pembelajaran.

prinsip pembelajaran
prinsip pembelajaran

Prinsip Pembelajaran terdiri atas 2 (dua) kata, prinsip dan pembelajaran. Prinsip, menurut http://kbbi.web.id/prinsip berarti asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya); dasar; sedangkan pembelajaran  proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi, prinsip pembelajaran dapat diartikan sebagai pokok dasar berpikir, bertindak dalam aktifitas menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Prinsip pembelajaran perlu dipahami oleh segenap entitas pendidikan di Indonesia terlebih lagi rekan pendidik / guru. Pengertian prinsip pembelajaran perlu dipahami agar mampu mengimplementasikan dengan tepat dan optimal dan pada akhirnya menghasilkan SDM yang sesuai harapan yaitu sesuai SKL – Standar Kompetensi Lulusan. Ini penting karena fakta di lapangan yang masih menunjukkan bahwa prinsip-prinsip ini belum optimal implementasinya.

Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013

Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013 seperti dinyatakan dalam berbagai dokumen adalah sebagai berikut:

  1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu (prinsip pembelajaran 1);
  2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumberbelajar (prinsip pembelajaran 2);
  3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah (prinsip pembelajaran 3);
  4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi (prinsip pembelajaran 4);
  5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu (prinsip pembelajaran 5);
  6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi (prinsip pembelajaran 6);
  7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif (prinsip pembelajaran 7);
  8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills) (prinsip pembelajaran 8);
  9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat (prinsip pembelajaran 9);
  10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) (prinsip pembelajaran 10);
  11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat (prinsip pembelajaran 11);
  12. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. (prinsip pembelajaran 12)
  13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran (prinsip pembelajaran 13); dan
  14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik (prinsip pembelajaran 14).

Prinsip Pembelajaran 1 : Peserta didik aktif mencari tahu

Prinsip Pembelajaran 1 yang harus diimplementasikan adalah perubahan dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik aktif mencari tahu. Pada konsep pembelajaran lama, guru dipacu untuk lebih banyak aktif ‘memberi tahu’ pengetahuan yang baru dengan berbagai cara. Dan celakanya, banyak dilakukan dengan cara ceramah (mungkin masih banyak saat ini).

Prinsip pembelajaran yang baru agar peserta didik aktif mencari tahu ini lebih dikedepankan mengingat persaingan yang semakin terbuka di kawasan regional maupun internasional. Di samping itu, perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat yang menyediakan informasi yang diperlukan peserta didik juga semakin terbuka. Hal ini memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri sumber informasi bermanfaat yang sesuai untuk membangun pengetahuan maupun keterampilan baginya selain dari guru di sekolah.

Prinsip Pembelajaran 2 : Peserta didik didorong belajar berbasis aneka sumber belajar

Prinsip pembelajaran agar peserta didik didorong belajar berbasis aneka sumber belajar juga diterapkan. Pada proses pembelajaran terdapat tahapan mengumpulkan informasi. Proses mengumpulkan informasi dapat dilakukan peserta didik dengan beberapa cara, antara lain dari masyarakat, dari perpustakaan sekolah, dari lingkungan sekolah dan bahkan melalui internet dengan menggunakan mesin pencari yang tepat.

Pada era digital dimana informasi begitu mudah didapatkan, sumber belajar kini tidak tergantung hanya dari guru di sekolah. Sumber informasi untuk mendapatkan bahan ajar kini dapat ditemukan dimana-mana. Hal ini didukung juga dengan semakin murahnya peralatan komunikasi berbasis android yang sangat membantu untuk menemukan informasi. Untuk ini guru maupun peserta didik harus memiliki literasi, tepatnya literasi teknologi.

Prinsip Pembelajaran 3 : Peserta didik didorong belajar menggunakan pendekatan ilmiah

Prinsip pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah bermaksud agar siswa terbentuk pengetahuan dan keterampilannya sebagai seorang yang terbiasa bekerja dan bertindak dengan didasari ilmu pengetahuan dan teknologi yang logis dan realistis. Pembelajaran yang mengedepankan pendekatan ilmiah (saintifik) diimplementasikan dengan tahapan mengamati menanya mengumpulkan informasi mengasosiasi mengomunikasikan.

Implementasi prinsip pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah ialah di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru telah mendesain pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery), model pembelajaran berbasis proyek, model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) atau model pembelajaran production based training (khususnya SMK).

Demikianlah prinsip pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah.

Prinsip Pembelajaran 4 : Peserta didik didorong belajar dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi

Prinsip pembelajaran selanjutnya yang perlu dikembangkan pada pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran yang tidak hanya mengejar jumlah konten atau materi ajar yang harus dihabiskan, tetapi berdasarkan penguasaan kompetensi siswa. Siswa belum bisa melanjutkan materi ajar pada kompetensi berikutnya jika kompetensi yg ada didepannya belum dikuasai.

Fenomena ‘guru mengejar menghabiskan bahan ajar’ ini sangat sering terjadi. Siswa yang belum menguasai kompetensi yang dipelajari sering kali dipaksa ikut saja materi berikutnya. Hasilnya adalah … kerapuhan dasar ilmu yang dimiliki siswa.

Prinsip Pembelajaran 5 : perubahan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

Prinsip Pembelajaran 6 : perubahan dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

Prinsip Pembelajaran 7 : perubahan dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

Prinsip Pembelajaran 8 : peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills)

Prinsip Pembelajaran 9 : pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat

Prinsip Pembelajaran 10 : pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

Prinsip Pembelajaran 11 : Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat

Prinsip Pembelajaran 12 : Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas

Siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas merupakan prinsip pembelajaran yang relatif baru. Siswa memiliki bekal ilmu di dalam dirinya. Karena itu, siswa dapat membangun pengetahuan di dalam dirinya dengan belajar dari siapapun. Bukan hanya dengan guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Kadang siswa merasa lebih ‘enak’ belajar ketika temannya yang menjelaskan atau mencontohkan. Kadang juga dia dapat belajar sendiri dari sumber lain di internet.

Karena itu untuk memberi wadah agar siswa dapat belajar dengan temannya atau dengan sumber belajar lainnya, guru perlu memfasilitasi dengan pelaksanaan pembelajaran berkelompok (kooperatif). Di samping berkelompok di dalam kegiatan kelompok guru memfasilitasi terjadinya diskusi kelompok, kegiatan menggali informasi dan lain-lain. Ketika berdiskusi dengan anggota kelompok terjadilah interaksi sosial antar siswa yang membangun kompetensi inti sosial.

Prinsip Pembelajaran 13 : Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

Dewasa ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau disebut ICT (Information Communication Technology) telah berkembang sangat cepat. Banyak software atau aplikasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran, learning management system dsb. Bahkan beberapa situs memberikan akses gratis untuk menggunakan website mereka sebagai media kelas online atau kelas maya / kelas digital.

Penggunaan kelas digital menghadirkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran pelaksanaan pembelajaran. Pengenalan mesin pencari (search engine) akan memotivasi siswa aktif mencari tahu sendiri (prinsip pembelajaran 1). Mereka akan menemukan sumber-sumber belajar yang lain di samping sumber belajar yang telah dikenalnya (prinsip pembelajaran 2, belajar berbasis aneka sumber belajar).

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa kelas digital atau kelas online memungkinkan siswa bisa mengakses bahan belajar dari manapun dia berada. Dengan demikian siswa / peserta didik dapat mengulang-ulang sendiri belajarnya hingga merasa cukup dan menguasai bahan belajar.

Prinsip pembelajaran yang ke 13 ini benar-benar sangat strategis manfaat dan kegunaannya. Karena itu selaku pribadi, admin sangat mendorong agar seluruh entitas pendidik dan peserta didik untuk segera belajar menggunakan dan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Hal ini akan mendorong dan membangun literasi pendidik maupun peserta didik. Dan masih banyak lagi yang dapat dibantu oleh penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran.

Prinsip Pembelajaran 14 : Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik

Peserta didik itu berbeda satu dengan yang lain. Hal ini pada pembelajaran modern dan khususnya pembelajaran kurikulum 2006 maupun pembelajaran kurikulum 2013 diadopsi sebagai prinsip pembelajaran untuk diberi solusinya. Karena itu pendidik / guru perlu mengadaptasi perbedaan peserta didik. Jadi, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik memiliki maksud bahwa perbedaan-perbedaan individual peserta didik atau siswa disadari, dipahami dan diberikan solusi oleh guru / pendidik. Karena itulah Kurikulum 2013 mengajak penerapan pandangan PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA SISWA K-2006 & K-2013 . Beberapa perbedaan-perbedaan individual siswa / peserta didik, antara lain :

  • kemampuan awal,
  • tingkat intelektual,
  • bakat,
  • potensi,
  • minat,
  • motivasi belajar,
  • kemampuan sosial,
  • emosi,
  • gaya belajar,
  • kebutuhan khusus,
  • kecepatan belajar,
  • latar belakang budaya,
  • norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

Penerapan pembelajaran berdasar pada prinsip berpusat pada siswa sangat diharapkan mampu mengakomodasi perbedaan-perbedaan individual siswa ini. Perencanaan yang cermat melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP adalah jalan terbaik mempersiapkan berbagai strategi mengadaptasi perbedaan individual peserta didik. Inilah prinsip pembelajaran yang ke 14.

Sumber: RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia